Pada umumnya jenis kulit manusia dikelompokan
menjadi : kulit normal, kulit berminyak, kulit kering, dan kulit sensitif.
Kulit
Normal
Kulit
normal cenderung mudah dirawat. Kelenjar minyak (sebaceous gland) pada kulit
normal biasanya “tidak bandel” karena minyak (sebum) yang di keluarkan
seimbang. Meski demikian, kulit normal tetap harus dirawat agar senantiasa
bersih, kencang, lembut, dan segar. Jika tidak di bersihkan maka kotoran dalam
kulit akan menjadi jerawat. Selain itu kulit yang tidak terawat akan mudah
mengalami penuaan dini seperti keriput dan tampilannya pun tampak lelah.
Ciri-ciri
kulit normal adalah kulit lembut, lembap berembun, segar dan bercahaya, halus
dan mulus, tanpa jerawat, elastis, serta tidak berminyak berlebihan dan tidak
kering. Meskipun jika dilihat secara sepintas tidak bermasalah, kulit normal
harus tetap dijaga dan di rawat dengan baik, karena jika tidak dirawat
kekenyalan dan kelembapan kulit normal akan terganggu, terjadi penumpukan kulit
mati dan kotoran dapat menyebabkan timbulnya jerawat.
Kulit
Berminyak
Kulit
berminyak banyak dialami oleh wanita di daerah tropis. Karena pengaruh
hormonal, kulit berminyak biasanya dijumpai pada remaja putri, meski ada juga
pada wanita usia 30-40 tahun yang mengalaminya. Penyebab kulit berminyak adalah
karena kelenjar minyak (sebaceous gland) sangat produktif, hingga tidak mampu
mengontrol jumlah minyak (sebum) yang harus di keluarkan. Sebaceous gland pada
kulit berminyak biasanya terletak pada lapisan dermis, mudah terpicu untuk
bekerja lebih aktif.
Kulit
Kering
Kulit
kering memiliki karakteristik yang cukup merepotkan bagi pemiliknya, karena
pada umumnya kulit kering menimbulkan efek yang tidak segar pada kulit, dan
kulitpun cenderung terlihat keriput. Kulit kering memiliki kadar minyak yang
sangat rendah dan cenderung sensitif, sehingga terlihat parched karena kulit
tidak mampu mempertahankan kelembapannya. Cirinya adalah kulit terasa kaku
seperti tertarik setelah mencuci muka dan akan mereda setelah dilapisi krim
pelembap. Kondisi kulit akan menjadi lebih buruk apabila terkena angin,
perubahan cuaca dari dingin ke panas atau sebaliknya. Garis atau kerutan
sekitar pipi, mata dan sekitar bibir dapat muncul dengan mudah pada wajah yang
berkulit kering.
Kulit
Sensitif
Diagnosis
kulit sensitif didasarkan atas gejala-gejala
penambahan warna, dan reaksi cepat terhadap rangsangan. Kulit sensitif
biasanya lebih tipis dari jenis kulit lain sehingga sangat peka terhadap
hal-hal yang dapat menimbulkan alergi. Pembuluh darah kapiler dan ujung saraf
pada kulit sensitif terletak sangat dekat dengan permukaan kulit. Jika terkena
allergen, reaksinya pun sangat cepat.
Bentuk-bentuk
reaksi pada kulit sensitif biasanya berupa bercak merah, gatal, iritasi hingga
luka yang jika tidak di rawat dengan baik dan benar akan berdampak serius.
Warna kemerahan pada kulit sensitif disebabkan allergen memacu pembuluh darah
dan memperbanyak aliran darah ke permukaan kulit . berdasarkan sifatnya tadi,
perawatan kulit sensitif ditujukan untuk melindungi kulit serta mengurangi dan
menanggulangi iritasi.
Kulit
sensitif tidak dapat diamati secara langsung, diperlukan bantuan dokter kulit
atau dermatolog untuk memeriksanya dalam tes alergi-imunologi. Dalam
pemeriksaan alergi, biasanya pasien akan di beri beberapa allergen untuk
mengetahui kadar sensivitas kulit. Kulit sensitif memiliki ciri sebagai berikut
: mudah alergi, cepat reaksi terhadap allergen, mudah iritasi dan terluka,
tekstur kulit tipis, pembuluh darah kapiler dan ujung saraf berada dekat dengan
permukaan kulit sehingga mudah terlihat kemerahan.
Faktor-faktor
yang dapat menjadi allergen bagi kulit sensitif antara lain : makan pedas dan
berbumbu tajam, kafein, nikotin dan minuman beralkohol, niasin atau vitamin B3,
kandungan parfum dan pewarna dalam kosmetika, sinar UV dan gangguan stres. Kulit
sensitif berbeda dengan kulit reaktif. Meski timbul bercak kemerahan atau gatal
gatal akibat penggunaan kosmetika tertentu, belum tenju menjadi gejala tanda
kulit sensitif. Kemungkinan bercak kemerahan tadi hanya iritasi ringan yang
alan hilang sendiri. Kulit reaktif seperti ini dapat menjadi sensitif jika
iritasi kemudian meluas dan sukar sembuh. Untuk membedakannya perlu dilakukan
tes alergi-imunologi oleh dokter kulit.
Sumber : Irianto, Koes. 2014. Anatomi dan Fisiologi. Alfabeta :
Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar