Kamis, 22 September 2016

DIMENSI KEFILSAFATAN ILMU DAN TEORI KEPERAWATAN

DIMENSI KEFILSAFATAN ILMU DAN TEORI KEPERAWATAN
A.      ONTOLOGI

1.        Hakekat yang dikaji
Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat yang paling kuno dan berasal dari Yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Tokoh Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal seperti Thales, Plato dan Aristoteles. Pada masanya, kebanyakan orang belum membedaan antara penampakan dengan kenyataan. Thales terkenal sebagai filsuf yang pernah sampai pada kesimpulan bahwa air merupakan substansi terdalam yang merupakan asal mula segala sesuatu. Namun yang lebih penting ialah pendiriannya bahwa mungkin sekali segala sesuatu itu berasal dari satu substansi belaka (sehingga sesuatu itu tidak bisa dianggap ada berdiri sendiri).
Hakekat kenyataan atau realitas memang bisa didekati ontologi dengan dua macam sudut pandang:
  1. kuantitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan itu tunggal atau jamak?
  2. Kualitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan (realitas) tersebut memiliki kualitas tertentu, seperti misalnya daun yang memiliki warna kehijauan, bunga mawar yang berbau harum.
Secara sederhana ontologi bisa dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari realitas atau kenyataan konkret secara kritis.
Beberapa aliran dalam bidang ontologi, yakni Realisme, naturalism, empirisme
Istilah istilah terpenting yang terkait dengan ontologi adalah:
  • yang-ada (being)
  • kenyataan/realitas (reality)
  • eksistensi (existence)
  • esensi (essence)
  • substansi (substance)
  • perubahan (change)
  • tunggal (one)
  • jamak (many)
Ontologi ini pantas dipelajari bagi orang yang ingin memahami secara menyeluruh tentang dunia ini dan berguna bagi studi ilmu-ilmu empiris (misalnya antropologi, sosiologi, ilmu kedokteran, ilmu budaya, fisika, ilmu tekhnik dan sebagainya)
2. Ontologi Sains
Poedjawijatna  mendifinisikan filsafat sebagai jenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya  bagi segala sesuatu berdasarkan akal pikiran belaka, sedangkan Bakry mengatakan bahwa filsafat adalah sejenis  pengetahuan  yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai oleh akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.
1.   Hakikat pengetahuan Sains
Pertama , maslah rasioanal . Dalam sains , pernyataan atau hipotesis yang dibuat haruslah berdasarkan rasio. Misalnya hipotesis yang dibuat adalah “makan telur ayam berpengaruh positif terhadap kesehatan “. Hal ini berdasrkan rasio : untuk sehat diperlukan gizi, telur ayam banyak mengandung nilai gizi , karena itu , logis bila semakin banyak makan telur  ayam akan semakin sehat.
Hipotesis ini belum diuji kebenarannya. Kebenarannya barulah dugaan. Tetapi hipotesis itu telah mencukupi syarat dari segi kerasionalanya. Kata “rasional “ disini menunjukan adanya hubungan pengaruh atau hubungan sebab akibat.
Kedua , masalah empiris. Hipotesis yang dibuat tadi diuji ( kebenaranya ) mengikuti prosedur metode ilmiah. Untuk  menguji hipotesis ini digunakan metode eksperimen. Misalnya pada contoh hipotesis diatas, pengujianya adalah dengan cara mengambil satu kelompok sebagai sampel, yang diberi makan telur ayam secara teratur selama enam bulan, sebagai kelompok eksperimen. Demikian juga, mengambil satu kelompok  yang lain, yang tidak boleh makan telur  ayam selama enam bulan sebagai kelompok kontrol. Setelah enam bulan , kesehatan kedua kelompok diamati. Hasilnya , kelompok yang teratur makan telur ayam rata-rata lebih sehat.
Setelah terbukti ( sebaiknya eksperimen dilakukan berkali-kali ), maka hipotesis yang dibuat tadi berubah menjadi teori. Teori “ makan telur ayam berpengaruh terhadap kesehatan “ adalah teori yang rasional – empiris. Teori seperti ini disebut sebagai teori ilmiah (scientific theory).
Cara kerja dalam memperoleh teori tadi adalah cara kerja  metode ilmiah. Rumus baku metode ilmiah adalah : logico – hypotheticom – verificatif ( buktikan bahwa itu logis – tarik hipotesis – ajukan bukti empiris ) .
Pada dasarnya cara kerja sains adalah kerja mencari hubungan sebab akibat, atau mencari pengaruh sesuatu terhadap yang lain. Asumsi dasar  sains ialah tidak ada kejadian tanpa sebab . Asumsi ini benar bila sebab akibat itu memiliki hubungan rasional.
2.    Struktur Pengetahuan Sains
Ahmad Tafsir, membagi sains menjadi dua, yaitu sains kealaman dan sains sosial. Dalam makalh ini hanya ditulis beberapa ilmu.
1.        Sains Kealaman
  • Astronomi
  • Fisika : mekanika, bunyi, cahaya, dan optik, fisika nuklir
  • Kimia : kimia organik, an organik , kimia teknik
  • Ilmu bumi : paleontologi, geofisika, mineralogi, geografi
  • Ilmu hayat : biofisika, botani zoologi
1.    Sains Sosial
  • Sosiologi : sosiologi pendidikan , sosiologi komunikasi
  • Antropologi : antropologi budaya, antroplogi politik, antropologi ekonomi
  • Psikologi : psikologi pendidikan, psikologi anak , psikologi abnormal
  • Ekonomi : ekonomi makro, ekonomi lingkungan
  • Politik : politik dalam negeri, politik hukum, politik internasional
3. Ontologi Keilmuan Keperawatan
Ilmu Keperawatan mencakup ilmu-ilmu dasar (alam, sosial, perilaku), ilmu biomedik, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu dasar keperawatan, ilmu keperawatan komunitas, dan ilmu keperawatan klinik yang aplikasinya menggunakan pendekatan dan metode pemecahan masalah secara saitifik atau ilmiah, ditujukan untuk mempertahankan, menopang, memelihara dan meningkatkan integritas kebutuhan dasar manusia.
            Wawasan Ilmu Keperawatan mencakup ilmu yang mempelajari bentuk dan sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, melalui pengkajian mendasar tentang hal yang melatarbelakangi serta mempelajari barbagai upaya untuk mencapai kebutuhan dasar tersebut melalui pemanfaatan semua sumber yang ada dan potensial.
Bidang garapan dan fenomena yang menjadi obyek studi ilmu keperawatan Ada penyimpangan atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia (bio-psiko-sosio-kultural-spiritual) mulai dari tingkat individu utuh, mencakup seluruh siklus kehidupan sampai pada tingkat masyarakat, yang juga tercerminkan pada tidak terpenuhinya kebutuhan dasar pada tingkat sistem organ fungsional sampai molekuler.

Ontologi Keperawatan
Jawaban pertanyaan ontologi tentang keperawatan berdasarkan pancasila dapat didefinisikan dalam beberapa pendapat. Calilista roy (1976) mendefinisikan bahwa keperawatan merupakan definisi ilmiah yang berorientasi kepada praktik keperawatan yang memiliki sekumpulan pengetahuan untuk memberikan pelayanan kepada klien. Sedangkan florence nightingale (1895) mendefinisikan keperawatan sebagai berikut, keperawatan adalah menempatkan pasien dalam kondisi paling baik bagi alam dan isinya untuk bertindak. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ontology keperawatan adalah upaya pemberian pelayanan/asuhan yang bersifat humanistic dan expert, holistic berdasarkan ilmu dan kiat, serta standart pelayanan dengan berpegang teguh kepada kode etik yang melandasi perawat expert secara mandiri atau melalui upaya kolaborasi. Kode etik disini tentunya sesuai dengan pancasila dan tidak menyimpang dari pancasila.
Objek yang menjadi kajian keperawatan adalah manusia, dalam hal ini adalah pasien. Pasien atau pesakit adalah seseorang yang menerima perawatan medis. Sering kali, pasien menderita. Keperawatan memiliki cara pandang pada respon manusia terhadap masalah kesehatan dalam memenuhi kebutuhasn dasarnya. Bantuan perawat diberikan kepada keadaan individu, kelompok, atau masyarakat yang tidak mampu berfungsi secara sempurna dalam masalah kesehatan dan proses penyembuhannya. Jadi pasien, penyakit dan proses perawatan merupakan objek kajian keperawatan sedangkan subjeknya adalah perawat.

B.       EPISTEMONOLOGI

Pengertian Epistimologi
Epistimologi adalah pembahasan mengenai metode yang digunakan untuk mendapatkan pengetahuan . Epistimologi menjelaskan pertanyaan- pertanyaan seperti : bagaimana proses yang memungkinkan diperolehnya suatu pengetahuan ? Bagaimana prosedurnya ? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar ? Lalu benar itu sendiri apa ? Kriterianya apa saja.

o   Objek Pengetahuan Sains
Objek pengetahuan sains (yaitu objek-objek yang diteliti sains ) ialah semua objek yang empiris. Jujun S. Suriasumantri (filsafat ilmu : Sebuah pengantar populer,  1994 : 105 ) menyatakan bahwa objek kajian sains hanyalah objek yang berada dalam ruang lingkup pengalaman manusia. Yang dimaksud pengalaman disini ialah pengalaman indera.

a.         Indera
Indera digunakan untuk berhubungan dengan dunia fisik atau lingkungan  disekitar kita. Indera ada bermacam-macam ;  yang paling pokok ada lima (panca indera), yakni indera penglihatan(mata) yang memungkinkan kita mengetahui warna, bentuk, dan ukuran suatu benda ; indera pendengaran (telinga ) yang membuat kita membedakan macam-macam suara ; indera penciuman (hidung ) untuk membedakan bermacam-macam bau-bauan ; indera perasa (lidah) yang membuat kita bisa membedakan makanan enak dan tidak enak ; dan indera peraba (kulit ) yang memungkinkan  kita mengetahui suhu lingkungan dan kontur suatu benda.
Pengetahuan lewat indera disebut juga pengalaman, sifatnya empiris dan terukur. Kecenderungan yang berlebih kepada alat indera sebagai sumber pengetahuan yang utama, bahkan satu-satunya sumber pengetahuan, menghasilkan aliran yang disebut empirisme, mengenai kebenaran pengetahuan jenis ini, seorang empiris sejati mengatakan indera adalah satu-satunya sumber pengetahuan yang dapat dipercaya, dan pengetahuan inderawi adalah satu-satunya pengetahuan yang benar.
Tetapi mengandalkan pengetahuan semat-mata kepada indera jelas tidak mencukupi. Dalam banyak kasus, penangkapan indera seringkali tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Misalnya pensil dimasukan yang dimasukan ke dalam air terlihat bengko padahal sebelumny lurus. Benda yang  jauh terlihat kecil , padahal ukuran sebenarnya lebih besar. Bunyi yang terlalu lemah atau terlalu keras tidak bisa lita dengar. Belum lagi kalau alat indera kita bermasala , sedang sakit  atau sudah rusak, maka kian sulitlah kita mengandalkan indera untuk mendapatkan pengetahuan yang benar.

b.         Akal
Akal atau rasio merupakan fungsi dari organ yang secara fisik bertempat di dalam kepala yakni otak. Akal mampu menambal kekurangan yang ada pada indera. Akal lah yang bisa memastikan bahwa pensil dalam air itu tetap lurus, dan bentuk bulan tetap bulat walaupun tampaknya sabit. Keunggulan akal yang paling utama adalah kemampuanya menangkap esensi atau hakikat dari sesuatu , tanpa terikatpada fakta-fakta khusus. akal bisa mengetahui hakikat umum dari kucing, tanpa harus mengkaitkanya dengan kucing tertentu yang ada dirumah tetangganya, kucing hitam, kucing garong, atau kucing-kucingan.

c.         Hati dan Intuisi
Organ fisik yang berkaitan dengan fungsi hati atau intuisi tidak diketahui dengan pasti; ada yang menyebut jantung, ada juga yang menyebut otak bagian kanan. Pada praktiknya, intuisi muncul berupa pengetahuan yang tiba-tiba saja hadir dalam kesadaran, tanpa melaui proses penalaran yang  jelas ,non-analitis, dan tidak selalu logis. Intuisi bisa muncul kapan saja tanpa kita rencanakan , baik saat santai maupun tegang, ketika diam maupun bergerak. Kadang ia datang saat kita tengah jalan- jalan di trotoar, saat kita sedang mandi, bangun tidur, saat main catur, atau saat kita menikmati pemandangan alam.

d.         Logika
Logika adalah cara berfikir atau penalaran menuju kesimpulan yang  benar. Aristoteles memperkenalkan dua bentuklogika yang sekarang kita kenal dengan istilah deduksi dan induksi. Logika deduksi, dikenal juga dengan nama silogisme, adalah menarik kesimpulan.  Dari pernyataan umum atas hal yang khusus. Contoh  terkenal dari silogisme adalah :
  • Semua manusia akan mati (pernyataan umum, premis mayor )
  • Isnur manusia (pernyatan antara ,premis minor)
  • Isnur akan mati (kesimpulan , Konklusi)
Logika induksi adalah kebalikan dari deduksi, yaitu menarik kesimpulan dari pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus menju pernyataan umum. Contoh :
  • Isnur adalah manusia, dan ia pasti akan mati(pernyataan khusus)
  • Muhamad , Asep, dll adalah manusia, dan semuanya mati (pernyataan antara)
  • Semua manusia akan mati (kesimpulan )
Objek-objek yang dapat diteliti oleh sains banyak sekali : alam, tetumbuhan , hewan, dan manusia, serta kejadian-kejaadian sekitar alam, tetumbuhan, hewan dan manusia itu ; semuanya dapat diteliti oleh sains.

o   Cara Memperoleh Pengetahuan Sains
Memperoleh sains didorong oleh paham Humanisme. Humanisme adalah paham filsafat yang mengajarkan bahwa manusia mampu mengatur dirinya dan alam. Humanisme telah muncul pada zaman Yunani lama (kuno).
Rasionalisme ialah paham yang mengatakan bahwa akal itulah alat pencari dan pengukur pengetahuan. Pengetahuan dicari dengan akal, temuanya diukur dengan akal pula.
Empirisme ialah paham filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar ialah yang logis dan ada bukti empiris. Positivisme  mengajarkan bahwa kebenaran ialah yang logis ,ada bukti empirisnya, yang terukur. “terukur” inilah sumbangan penting positivisme. Metode ilmiah mengatakan , untuk memperoleh yang benar dilakukan langkah berikut : logico-hypothetico-verificatif. Maksudnya , mula-mula buktikan bahwa itu logis, kemudian lakukan pembuktian hipotesis itu secara empiris.

3. Epistomologi Keperawatan.
Jawaban pertanyaan epistemologi tentang bagaimana lahirnya ilmu keperawatan berkaitan dengan kehidupan dahulu. Secara naluriah keperawatan lahir bersamaan dengan penciptaan manusia. Orang-orang pada zaman dahulu hidup dalam keadaan original. Namun demikian mereka sudah mampu memiliki sedikit pengetahuan dan kecakapan dalam merawat atau mengobati. Perkembangan keperawatan dipengaruhi oleh semakin majunya peradaban manusia maka semakin berkembang keperawatan. Pekerjaan “merawat” dikerjakan berdasarkan naluri (instink) “mother instinct” (naluri keibuan) yang merupakan suatu naluri yang bersendi pada pemeliharaan jenis (melindungi anak, dan merawat orang lemah). Diawali oleh seorang Florence Nightingale yang mengamati fenomena bahwa pasien yang dirawat dengan keadaan lingkungan yang bersih ternyata lebih cepat sembuh dibanding pasien yang dirawat dalam kondisi lingkungan yang kotor. Hal ini membuahkan kesimpulan bahwa perawatan lingkungan berperan dalam keberhasilan perawatan pasien yang kemudian menjadi paradigma keperawatan berdasarkan lingkungan. Sehingga semenjak itu banyak pemikiran baru yang didasari dengan berbagai tehnik untuk mendapatan kebenaran baik dengan cara Revelasi (pengalaman pribadi), otoritas dari seorang yang ahli, intuisi (diluar kesadaran),dump common sense (pengalaman tidak sengaja), dan penggunaan metode ilmiah dengan penelitian-peneltian dalam bidang keperawatan. Misalnya Peplau (1952) menemukan  teori interpersonal sebagai dasar perawatan. Orlando (1961) menemukan teori komunikasi sebagai dasar perawatan. Roy (1970) menemukan teori adaptasi sebagai dasar perawatan. Johnson (1961) menemukan stabilitas sebagai tujuan perawatan dan Rogers (1970) menemukan konsep manusia yang unik.
Keperawatan memiliki bahasan yang disusun secara sistematis dan menggunakan metode ilmiah dimana asuhan keperawatan pada manusia ditunjukan kepada bagian yang tidak dapat berfungsi secara sempurna yang berkaitan dengan kondisi kesehatn itu sendiri dan manusia sebagai mahluk yang utuh dan unik. Keperawatan dikatakan sebagai ilmu karena keperawatan memilki landasan ilmu pengetahuan yang ilmiah yaitu scientific nursing karena ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan selalu berkembang. Contoh: Pada perkembangannya, ilmu keperwatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain. Mengingat ilmlu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalau berubah menurut tunutnan zaman. Sebagi ilmu yang mulai berkembang ilmu keperawatan, banyak mendapakatkan tekanan diantaranya tekanan dari luar dan tekanan dari dalam, sebagi contoh, tekanan dari luar yang berpengaruh pada perkembangan ilmu keperawatan adalah adanya tuntunan kebutuhan masayrakat dan industri kesehatan dan tekanan dari dalam yaitu masalah keperawatan yang secara terus menrus ada dan selalu memerluakan jawaban.

C. AKSIOLOGI
1. Hakikat Aksiologi
            Aksiologi yaitu cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai se­cara umum. Sebagai landasan ilmu aksiologi mempertanyakan untuk pengetahuan yang berupa ilmu itu digunakan? Bagaimana kaitan ntara cara penggunaan itu dan kaidah moral? Bagaimana penentuan jek yang ditelaah berdasarkan pilihan moral? Bagaimana kaitan an­tara teknik, prosedural yang merupakan operasionaliaasi metode ilmiah dan norma-norma moral atau profesional? Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi dipahami sebagai teori nilai. Jujun S. Suriasumantri (2010) mengartikan aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan penggunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Menurut Francia Bacon dalam Jujun bahwa "pengetahuan adalah kekuasaan" apakah kekuasaan itu merupakan berkat atau justru malapetaka bagi umat manusia. Memang kalaupun terjadi malapetaka yang diaebabkan oleh ilmu, kita tidak bisa mengatakan bahwa itu merupakan kesalahan ilmu, karena ilmu itu sendiri merupakan alat bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan hidupnya. Lagi pula ilmu memiliki sifat netral, ilmu tidak mengenal baik ataupun buruk melainkan tergantung pada pemilik dalam menggunaannya.
            Aksiologi berasal dari perkataan axios (Yunani) yang berarti nilai, layak, pantas, patut dan Logos yang berarti teori, pemikiran. Jadi Aksiologi adalah "teori tentang nilai". Aksiologi merupakan teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Menurut Bramel, aksiologi terbagi dalam tiga bagian. Pertama, moral conduct, yaitu tindakan moral, bidang ini melahirkan disiplin khusus, yakni etika. Kedua, esthetic expression, yaitu ekspresi keindahan. Bidang ini melahirkan keindahan (seni/estetika). Ketiga, sosio political life, yaitu kehidupan sosial politik, yang akan melahirkan filsafat sosiopolitik. Jadi, aksiologi yaitu teori tentang nilai-nilai ketiga aspek ini, yakni moral, keindahan, dan sosial politik.
            Lebih lanjut, menurut John Sinclair dalam Jujun S. Suriasumantri (2010), dalam lingkup kajian filsafat nilai merujuk pada pemikiran atau suatu sistem seperti politik, sosial, dan agama. Adapun nilai itu sendiri adalah sesuatu yang berharga, yang diidamkan oleh setiap insan. Aksilogi adalah ilmu yang membicarakan tentang tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri. Jadi, Aksiologi merupakan ilmu yang mempelaiari hakikat dan manfaat yang sebenarnya dari pengetahuan, dan sebenarnya ilmu pengetahuan itu tidak ada yang sia-sia kalau kita bisa memanfaatkannya dan tentunya dimanfadtkan dengan sebaik-baiknya dan di jalan yang baik pula. Karena akhir-akhir ini banyak sekali yang mempunyai ilmu pengetahuan yang lebih itu dimanfaatkan di jalan yang tidak benar.        
            Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu. Ilmu tidak bebas nilai. Artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus diaesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyara­kat; sehingga nilai kegunaan ilmu itu dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama, bukan sebaliknya malahan menimbulkan bencana.   
            Aksiologi bisa juga diaebut sebagai the theory of value atau teori nilai. Menurut Suriasumantri, aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Aksiologi merupakan kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya etika. Jadi, Aksiologi yaitu bagian dari filsafat yang menaruh perhatian tentang baik dan buruk (good and bad), benar dan salah (right and wrong), serta tentang cara dan tujuan (means and objective). Aksiologi mencoba merumuskan suatu teori yang konsiaten untuk perilaku etis.
            Dewasa ini perkembangan ilmu sudah melenceng jauh dari hakikatnya, dimana ilmu bukan lagi merupakan sarana yang membantu manusia mencapai tujuan hidupnya, melainkan bahkan kemungkinan menciptitakan tujuan hidup itu sendiri. Di sinilah moral sangat berperan sebagai landasan normatif dalam penggunaan ilmu, serta dituntut tanggung jawab sosial ilmuwan dengan kapasitas keilmuannya dalam menuntun pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga tujuan hakiki dalam kehidupan manusia bisa tercapai.
            Nilai suatu ilmu berkaitan dengan kegunaan. Guna suatu ilmu bagi kehidupan manusia akan mengantarkan hidup semakin tahu tentang kehidupan. Kehidupan itu ada dan berproses yang membutuhkan tata aturan. Aksiologi memberikan jawaban untuk apa ilmu itu digunakan. Ilmu tidak akan menjadi sia-sia jika kita dapat memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya dan di jalan yang baik pula.

2. Nilai Dan Kegunaan Ilmu (Aksiologi Ilmu)
            Erliana Hasan (2011) mengatakan, bahwa nilai (value) termasuk da­lam pokok bahasan penting dalam filsafat ilmu, diaamping itu digunakan juga untuk menunjuk kata benda yang abstrak dan dapat diartikan sebagai keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness). Menilai berarti menim­bang, yakni suatu kegiatan menghubungkan sesuatu dengan yang lain yang kemudian dilanjutkan dengan memberikan keputusan. Keputusan ini menyatakan apakah sesuatu itu bernilai positif atau sebaliknya. Hal ini dihubungkan dengan unsur-unsur yang ada pada manusia, yaitu jas­mani, cipta, rasa, karsa, dan kepercayaannya. Dengan demikian, nilai da­pat diartikan sebagai sifat atau kualitas dari sesuatu yang bemanfaat bagi kehidupan manusia, baik lahir maupun batin. Bagi manusia, nilai dijadi­kan landasan, alasan, atau motivasi dalam bersikap dan bertingkah laku.
            Terdapat empat pengelompokan nilai, yaitu: (1) kenikmatan, (2) ke­hidupan, (3) kejiwaan, dan (4) kerohanian. sesuatu dikatakan material apabila sesuatu itu berguna bagi jasmani manusia. Demikian juga sesu'tu dikatakan bernilai vital ketika ia berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan, dan sesuatu bernilai kerohanian apabila ia ber­guna bagi rohani manusia.
            Dalam Encliclopedya of Philosophy dijelaskan, aksiologi value and val­uation ada tiga bentuk:
a.  Nilai digunakan sebagai kata benda abstrak. Dalam pengertian yang lebih sempit seperti baik, menarik, dan bagus. Adapun dalam penger­tian yang lebih luas mencakup sebagai tambahan segala bentuk ke­wajiban, kebenaran, dan kesucian. Penggunaan nilai yang lebih luas merupakan kata benda asli untuk seluruh macam kritik atau predikat pro dan kontra, sebagai lawan dari suatu yang lain, dan ia berbeda dengan fakta. Teori nilai atau aksiologi ialah bagian dari etika. Lewia menyebutkan sebagai alat untuk mencapai beberapa tujuan, sebagai nilai instrumental atau menjadi baik atau sesuatu menjadi menarik, sebagai nilai inheren atau kebaikan seperi estetis dari suatu karya seni, sebagai nilai intrinsik atau menjadi baik dalam dirinya sendiri, sebagai nilai kontributor atau nilai yang merupakan pengalaman yang memberikan kontribusi.
b.  Nilai sebagai kata benda konkret. Contohnya ketika kita berkata su­atu nilai atau nilai-nilai, ia sering kali dipakai untuk merujuk kepada sesuatu yang bernilai, seperti nilainya, nilai dia, dan sistem nilai dia. Kemudian dipakai untuk apa-apa yang memiliki nilai atau bernilai sebagaimana berlawanan dengan apa-apa yang tidak dianggap baik atau bernilai.
c.  Nilai juga digunakan sebagai kata kerja dalam ekspresi menilai, memberi nilai, dan dinilai. Menilai umumnya sinonim dengan eva­luasi ketika hal itu secara aktif digunakan untuk menilai perbuatan. Dewey membedakan dia hal tentang menilai, ia bisa berarti menghargai dan mengevaluasi.
            Dari defimisi mengenai aksiologi yang dikemukakan, Amsal Bakhtiar (2011) menyimpulkan, bahwa permasalahan yang utama dalam aksiologi itu mengenai nilai. Nilai yang dimaksud yaitu sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang siapa yang dinilai. Teori tentang nilai yang dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan estetika. Selanjutnya. dikatakan Surajiyo (2010), pengetahuan ilmiah yaitu pengetahuan yang didalam dirinya memiliki karakteristik kritia, rasional, logis, objektif, dan terbuka. Hal ini merupakan suatu keharusan bagi seorang ilmuwan untuk melakukannya. Namun selain itu, masalah mendasar yang dihadapi ilmuwan setelah ia membangun suatu bangunan yang kuat yaitu masalah kegunaan ilmu telah membawa manusia. Memang tidak dapat disangkal bahwa ilmu telah membawa manusia ke arah perubahan yang cukup besar. Akan tetapi, dapatkah ilmu yang kukuh, kuat, dan mendasar itu menjadi penyelamat manusia, bukan sebaliknya. Di sinilah letak tanggung jawab seorang ilmuwan, moral dan akhlak sangat diperlukan. Oleh karena itu, penting bagi para ilmuwan memiliki sikap ilmiah.

3. Aksiologi Keperawatan
Jawaban pertanyaan aksiologi, dapat dijelaskan bahwa ilmu keperawatan digunakan sebagai ilmu, pedoman, dan dasar dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien dengan berbagai tingkatan dari individu, keluarga, kelompok bahkan sampai masyarakat luas guna meningkatkan derajat kesehatan pasien tersebut. Sehingga bisa merubah kondisi seseorang atau sekelompok orang dari kondisi sakit menjadi sembuh dan yang sudah sehat dapat mempertahankan atau mengoptimalkan derajat kesehatannya.
Hakekat manusia sebagai makhluk biopsikososio dan spritual, pada hakekatnya keperawatan merupakan suatu ilmu dan kiat, profesi yang berorientasi pada pelayanan, memiliki tingkat klien (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) serta pelayanan yang mencakup seluruh rentang pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Pelayanan dengan menerapkan kebutuhan pasien sebagai makhluk biopsikososio dan spiritual merupakan implikasi dari perawat menjalankan tugas sebagai perawat yang professional berdasarkan pancasila. Penerapan ini tentunya tidak lepas dari kode etik keperawatan. Kode etik keperawatan merupakan bagian dari etika kesehatan. Inti dari hal tersebut, yaitu menerapkan nilai etika terhadap bidang pemeliharaan atau pelayanan kesehatan masyarakat berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Kode etik keperawatan Indonesia telah disusun oleh Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia, melalui Munas PPNI di Jakarta pada tanggal 29 November 1989.
Seorang perawat harus mempunyai prinsip-prinsip moral, tetapi prinsip moral itu bukan sebagai suatu peraturan konkret untuk bertindak, namun sebagai suatu pedoman umum untuk memilih apakah tindakan-tindakan yang dilakukan perawat itu benar atau salah.
Beberapa kategori prinsip moral diantaranya :           
-Kebijakan ( dan realisasi diri )          
-Kesejahteraan orang lain       
-Penghormatan terhadap otoritas       
-Kemasyarakatan / pribadi-pribadi     
-Dan keadilan
Seorang perawat harus mempunyai rasa kemanusiaan dan moralitas yang tinggi terhadap sesama. Karena dengan begitu, antara perawat dan pasien akan terjalin hubungan yang baik. Perawat akan merasakan kepuasan batin, bila ia mampu membantu penyembuhan pasien dan si pasien sendiri merasa puas atas pelayanan perawatan yang diberikan, dengan kata lain terjadi interaksi antara perawat dan pasien.          
             Selain prinsip-prinsip moralitas yang dikemukakan diatas, ajaran moralitas dapat juga berdasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila, misalnya dalam sila I dan sila II.        
1. Sila I ( Ketuhanan Yang Maha Esa )         
     Bahwa kita menyakini akan adanya Tuhan ( Allah SWT ), yang akan selalu mengawasi segala tindakan-tindakan kita. Begitu juga dengan perawat. Bila perawat melakukan Malpraktik, mungkin ia bias lolos dari hukuman dunia. Tetapi hokum Tuhan sudah menanti disana ( akhirat ). Jadi perawat harus mampu menjaga perilaku dengan baik, merawat pasien sebagai mana mestinya.
2. Sila II ( Kemanusiaan Yang adil dan Beradap )    
     Disini jelas bahwa moralitas berperan penting, khususnya moralitas perawat dalam menangani pasien. Perawat harus mampu bersikap adil dalam menghadapi pasien, baik itu kaya-miskin, tua-muda, besar-kecil, semua diperlakukan sama, dirawat sesuai dengan penyakit yang diderita pasien.

SUMBER :
 Latif, muhtar. Orientasi kearah pemahaman filsafat ilmu.
Asmadi, 2008. Konsep dasar keperawatan. Jakarta; EGC
Kusmardana, Yani. 2011. Akriologi filsafat ilmu.
Windi, 2011 aksiogio filsafat ilmu.
Haidar. 2011. Konsep otology, epistemology.
Eva, Rosmalia. 2012 termonologi ilmu dan ilmu pengetahuan.

1 komentar:

  1. youtube.com/embed/2479-4 - videodl.cc
    https://www.youtube.com/embed/2479-4. I love to watch the movie and have seen download youtube videos to mp3 the movie for so long.

    BalasHapus