Minggu, 02 Oktober 2016

Perkembangan Trias Politika

Trias Politica (pertama kali dikembangkan oleh John Locke, kemudian ‘disempurnakan’ oleh Montesquieu) dilandasi oleh pemikiran bahwa kekuasaan yang memusat pada pihak tertentu akan cenderung disalah gunakan. Oleh karena itu, muncul ide agar kekuasaan negara dipilah, dipisah, dan dibagikan kepada lembaga negara yang berbeda, sehingga ada mekanisme kontrol secara sistemik.
            Trias Politica (pemisahan kekuasaan) adalah sebuah ide bahwa sebuah pemerintahan berdaulat harus dipisahkan antara dua atau lebih kesatuan kuat yang bebas, mencegah satu orang atau kelompok mendapatkan kuasa yang terlalu banyak. Pemisahan kekuasaan merupakan suatu cara pembagian dalam tubuh pemerintahan agar tidak ada penyelahgunaan kekuasaan, antara legislatif, eksekutif dan yudikatif. Pemisahan kekuasaan juga merupakan suatu prinsip normatif bahwa kekuasaan-kekuasaan itu sebaiknya tidak diserahkan kepada orang yang sama, untuk mencegah penyalahugunaan kekuasaan oleh pihak yang berkuasa. Contoh negara yang menerapkan pemisahan kekuasaan ini adalah Amerika Serikat. Trias politica adalah anggapan bahwa kekuasaan negara terdiri dari tiga macam kekuasaan yaitu:
1.      kekuasaan legislatif (membuat undang-undang)
2.      kekuasaan eksekutif (melaksanakan undang-undang)
3.      kekuasaan yudikatif (kekuasaan mengadili)
            Trias politika memiliki prinsip normatif bahwa kekuasaan-kekuasaan ini sebaiknya tidak diserahkan kepada orang yang sama untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan oleh pihak yang berkuasa. Doktrin ini pertama kali dikenalkan oleh John Locke (1632-1704) dan Montesquie (1689-1755) dan ditafsirkan sebagai pemisahan kekuasaan. Ada perbedaan antara mereka berdua. John Locke memasukkan kekuasaan yudikatif ke dalam kekuasaan eksekutif, sedangkan Montesquuie memandang kekuasaan pengadilan sebagai kekuasaan yang berdiri sendiri.
·         Dalam perkembangannya, meskipun ketiga kekuasaan ini sudah dipisah satu dengan lainnya ada kalanya diperlukan check and balance (pengawasan dan keseimbangan) diantara mereka, dimana setiap cabang kekuasaan dapat mengawasi dan mengimbangi cabang kekuasan lainnya.
            Trias Politika merupakan konsep pemerintahan yang kini banyak dianut diberbagai negara di aneka belahan dunia. Konsep dasarnya adalah, kekuasaan di suatu negara tidak boleh dilimpahkan pada satu struktur kekuasaan politik melainkan harus terpisah di lembaga-lembaga negara yang berbeda. Pada abad Pertengahan (kira-kira tahun 1000-1500 M), kekuasaan politik menjadi persengketaan antara Monarki (raja/ratu), pimpinan gereja, dan kaum bangsawan. Kerap kali Eropa kala itu dilanda perang saudara akibat sengketa kekuasaan antara tiga kekuatan politik ini. Sebagai koreksi atas ketidakstabilan politik ini, pada tahun 1500 M mulai muncul semangat baru di kalangan intelektual Eropa untuk mengkaji ulang filsafat politik yang bertujuan melakukan pemisahan kekuasaan.

            Tokoh-tokoh seperti John Locke, Montesquieu, Rousseau, Thomas Hobbes, merupakan contoh dari intelektual Eropa yang melakukan kaji ulang seputar bagaimana kekuasaan di suatu negara harus diberlakukan. Meski pemikiran mereka saling bertolak-belakang, tetapi tinjauan ulang mereka atas relasi kekuasaan negara cukup berharga untuk diperhatikan.

TERAPI GEN

Berbagai penyakit fatal, misalnya kanker, berpangkal pada sel-sel sebagai unit terkecil jaringan. Kejanggalan berawal pada kelainan gen, yaitu kelainan pembawa kode di inti sel. Gen cacat inilah yang membuat sel jaringan menjadi sel-sel kanker.
Para ahli berusaha melawan gen-gen perusak dalam inti sel itu dengan berbagai cara rekayasa genetika. Upaya yang dirintis tersebut dikenal dengan istilah Terapi Gen. Terapi gen adalah perbaikan kelainan genetis dengan memperbaiki gen. Sayangnya, penemuan itu tidak segera dapat diterapkan. Dalam rekayasa genetika, ada kode etik yang melarang keras percobaan ini pada manusia. Rekayasa ini dikhawatirkan disalahgunakan untuk mengubah gen pembawa sifat manusia, misalnya untuk membuat manusia super.
Akan terapi, para ahli tidak selamanya bersikap kaku sebab berbagai penyakit fatal memang sulit disembuhkan kecuali dengan terapi gen. Maka muncul pendapat tentang perlu adanya dispensasi. Dispensasi itu dikeluarkan oleh Komite Rekayasa Genetika dari National Institute of Health (NH) Amerika Serikat pada pertengahan tahun 1990. Dispensasi tersebut mengizinkan penerapan terapi gen untuk dua jenis penyakit yaitu, penyakit menurun yang sangat jarang, seperti Adenosine Deaminase Deficiency (ADD), dan penyakit sejenis kanker kulit yang ganas.
ADD adalah kelainan yang mengakibatkan penderitanya tidak memiliki daya tahan tubuh sama sekali. Kontak dengan kuman apapun akan menyebabkan kematian. Penyakit ini dialami oleh seorang anak dari Texas, AS, yang dijuluki “David The Bubble Boy”. David Vetter meninggal dunia setelah hidup selama 12 tahun dalam balon plastik yang melindunginya dari kontaminasi. Dokter gagal menolongnya melalui transplantasi sumsum tulang.

Rusaknya Sistem kekebalan tubuh pada penderita ADD terjadi akibat sel-sel darah tidak mampu memproduksi enzim adenosin deaminase (AD) yang diperlukan untuk membangun daya tahan tubuh.

Sumber : Biologi SMA kelas 12

Rabu, 28 September 2016

Daftar Pemenang Hadiah Nobel di Bidang Kedokteran atau Fisiologi berikut Topiknya.

Tahun
Nama
Topik
1901
Emil von Behring (Jeman)
Antitoksin dipteri.
1902
Sir Ronald Ross (Inggris)
Malaria, parasit malaria dan nyamuk.
1903
Niels R. Finsen (Denmark)
Perlakuan cahaya untuk penyakit, terutama lupus vulgaris.
1904
Ivan P. Pavlov (Rusia)
Fisiologi pencernaan.
1905
Robert Koch (Jerman)
Tuberkulosis, penemuan bakteri tubercule dan tuberculin.
1906
Santiago Ramon Cajal (Spanyol) dan Camilio Golgi (Italia)
Studi sistem saraf dan jaringan saraf.
1907
Charles L.A. Laveran (Perancis)
Studi pada protozoa pada penyakit generatif.
1908
Paul Ehrlich (Jerman), Elie Metchnikoff (Perancis)
Kekebalan.
1909
Theodeor Korches (Swiss)
Kelenjar tiroid; fisiologi, patologi dan pembedahan.
1910
Albercht Kossel (Jerman)
Kimia sel, terutana senyawaan protein dan nukleat.
1911
Allvar Gaullstrand (Swedia)
Studi dalam refraksi cahaya melalui mata.
1912
Alexis Carrel (Perancis)
Studi mengenai pelipitan pembuluh darah, pencangkokan organ, dan pembuluh darah
1913
Charless Richet (Perancis)
Penelitian mengenai alergi yang di sebabkan senyawa asing; tes analpilatik.
1914
Robert Barany (Austria)
Penelitian terhadap fisiologi dan patologi sistem vestibular manusia.
1919
Jules Bordet (Belgia)
Penemuan mengenai kekebalan.
1920
August Krogh (Denmark)
Penelitian pada kerja pengendalian dan sifat kapiler darah.
1922
Archibald V. Hill (Inggris) dan Otto Mayerhof (Jerman)
Menemukan produksi panas dalam otot dan produksi asam laktat di otot.
1923
Sir Frederick G. Banting (Kanada) dan John J. R. Macleod (Skotlandia)
Penemuan insulin.
1924
Willem Einthoven
Penemuan EKG.
1926
Johannes Fibiger (Austria)
Penemuan karsinoma spiroptera, parasit yang memproduksi kanker.
1927
Julius Wagner Jauregg (Austria)
Pengobatan demam (vaksinasi malaria), dalam mengobati kelumpuhan.
1928
Charles Nicolle (Perancis)
“Typhus exanthematicus”
1929
Christiaan Eijkman (Belanda) dan Sir Frederick G. Hopkins (Inggris)
Vitamin pendorong pertumbuhan dan antineuritik.
1930
Karl Landsteiner (Amerika Serikat)
Empat tipe darah manusia yang utama.
1931
Otto H. Warburg (Jerman)
Peranan enzim dalam respirasi jaringan.
1932
Edgar D. Andrian dan Sir Charles S. Sherrington (Inggris)
Fungsi neuron.
1933
Thomas H. Morgan (Amerika Serikat)
Fungsi keturunan pada kromosom.
1934
George R. Minot, William P. Murphy, dan George H. Whipple (Amerika Serikat)
Pengobatan hati untuk penderita anemia.
1935
Hans Spemann (Jerman)
Studi pertumbuhan embrio dan perkembangannya.
1936
Sir Henry H. Dale (Inggris) dan Otto Lowei (Austria)
Transmisi kimia dari implus saraf.
1937
Albert Svent Gyorgyi (Hungaria)
Riset terhadap oksidasi biologis, terutama vitamin C dan asam fumarat.
1938
Corneille Heymans (Belgia)
Pengendalian respirasi.
1939
Gerhard Domagk (Jerman)
Prontosil, obat sulfa yang pertama.
1943
Henrik Dam (Danish) dan Edward Doidy (Amerika Serikat)
Penemuan sintesis vitamin K.
1944
Joseph Erlanger dan Herbert S. Gasser (Amerika Serikat)
Studi terhadap serat saraf tunggal.
1945
Ernst B. Chain (Jerman), Sir Alex Fleming, dan Sir Howard W. Florey (Inggris)
Penisilin.
1946
Hermann J. Muller (Amerika Serikat)
Mutasi yang diinduksi oleh sinar X.
1947
Carl F, Gerty T. Cori (Amerika Serikat) dan Bernando A Houssay (Argentina)
Metabolisme hewan dan studi terhadap kelenjar pituitary dan pankreas.
1948
Paul Muller (Swiss)
Sifat daya tubuh DDT pada insekta.
1949
Walter R. Hess (Swiss) dan Antonio E. Moniz (portugal)
Studi mengenai kontrol otak dan teknik operasi otak.
1950
Philip S. Hench, Edward C. Kendall (Amerika Serikat) dan Tadeus Reichstein (Swiss)
Kortison dan ACTH.
1951
Max Theiler (Amerika Serikat)
Penemuan vaksin demam kuning.
1952
Selman A. Waksman (Amerika Serikat)
Streptomisin.
1953
Hans A. Krebs (Inggris) dan Frits A. Lipmann (Amerika Serikat)
Studi tentang metabolisme dan biosintesis.
1954
John F. Enders, Frederick C. Robbins dan Thomas H. Weller (Amerika Serikat)
Metode untuk menumbuhkan virus polio dalam tabung gelas.
1955
Hugo Theorell (Swedia)
Sifat alamiah dari enzim pengoksidasi.
1956
Andre F. Cournand, Dickinson W. Richards, Jr (Amerika Serikat) dan Werner Forssmann (Jerman)
Penggunaan kateter pada riset tentang hati.
1957
Daniel Bovet (Italia)
Antihistamin.
1958
George W. Beadle, Joshua Leaderberg dan Edward L. Tatum (Amerika Serikat)
Mekanisme genetika dan keturunan.
1959
Arthur Komberg dan Severo Ochoa (Amerika Serikat)
Asam nukleotida tiruanm disintesis dengan enzim DNA polymerase.
1960
Sir Frank Macfarlane Burnet (Australia) dan Peter B. Medawar (Inggris)
Toleransi terhadap kekebalan buatan.
1961
George von Bekesy (Amerika Serikat)
Mekanisme fisika mengenai stimulasi dalam koklea.
1962
Francis H. C. Crick, Maurice H. F. Wilkins (Inggris) dan James D. Watson (Amerika Serikat)
Studi mengenai asam deoksiribinukneat (DNA).
1963
Sir John C. Eccles (Australia), Alan L. Hodkin, dan Andrew F. Huxley (Inggris)
Mekanisme ionik dan sifat dari impuls saraf.
1964
Konrad Bloch (Amerika Serikat) dan Feodor Lyne (Jerman)
Metabolisme kolestrol dan asam lemak.
1965
Francois Jacob, Andre Lwoff dan Jacques Monod (Perancis)
Kontrol genetik pada sintesis enzim dan virus, melalui model operon.
1966
Charles B. Huggins dan Francis P. Rous (Amerika Serikat)
Penggunaan hormon pada pengobatan kanker dan penemuan kanker dan penemuan virus pemeroduksi kanker.
1967
Ragner Granit (Swedia), H. Keffer Hartine dan George Wald (Amerika Serikat)
Proses visual secara kimia dan fisologi pada mata.
1968
Robert W. Holly, H. Gobin Khorona, dan Marshall W. Nirenberg (Amerika Serikat)
Peranan gen berkaitan dengan fungsi sel (pembuatan aturan kode genetika kodon).
1969
Max Delbruck, Alferd D. Hershey dan Salvador E. Luria (Amerika Serikat)
Virus, penyakit akibat virus dan dasar-dasar biologi molekular.
1970
Julius Axelrod (Amerika Serikat), Uylf. Von Euler (Swedia) dan Bernard Kats (Inggris)
Penemuan yang berkaitan dengan penyembuhan gangguan saraf dan mental.
1971
Earl W. Sutherland, Jr (Amerika Serikat)
Penemuan yang berkaitan dengan mekanisme kerja hormon.
1972
Gerald M. Edelman (Amerika Serikat) dan Rodney R. Porter (Inggris)
Penelitian terhadap struktur kimia kimia dan sifat anbodi.
1973
Karl von Frisch, Konrad Lorend (Australia) dan Nikolaas Tinbergen (Belanda)
Studi pola perilaku sosial dam imdividual.
1974
George E. Palade, Christian de Duve (Amerika Serikat), Albert Claude (Belgia)
Menyumbang, pemahaman kerja sel-sel hidup.
1975
David Baltimore, Howard M. Temin dan Renato Dulbecco (Amerika Serikat)
Meneliti interaksi antara virus tumor dan material genetika sel.
1976
Baruch S. Blumberg dan D. Carleton Gajdusek (Amerika Serikat)
Penemuan yang berkaitan dengan mekanisme baru asal mula dan diseminasi penyakit infeksi.
1977
Rosalyn S. Yalow, Roger C. L. Guillemin, dan Andrew V. Schally (Amerika Serikat)
Penelitian mengenai peranan hormon dalam kimia tubuh.
1978
Daniel Nathans, Hamilton Smith (Amerika Serikat) dan Weber Arber (Swiss)
Penemuan enzim restriksi dan aplikasinya pada problem genetika molekular.
1979
Allan McLeod Cormack (Amerika Serikat), dan Godfrey Newbold Houndsfield (Inggris)
Pengembangan teknik komputasi sinar X dan aksial tomografi (Cat-scan).
1980
Baruj Benecerraf, George D. Snell (Amerika Serikat), dan Jean Dausset (Perancis)
Menemukan kejelasan bagaimana struktur sel-sel berhubungan dengan transpalasi organ dan penyakit.
1981
Roger W. Sperry, David H. Hubel (Amerika Serikat) dan Torsten N. Wiesel (Swedia)
Studi penting pemahaman mengenai organisasi dan fungsi otak.
1982
Sune Bergstromm, Bengt Samuelsson (Swedia) dan John R. Vane (Inggris)
Penelitian mengenai pristagladin, suatu senyawaan mirip hormon yang terlibat dalam berbagai penyakit.
1983
Barbara M. Clintock (Amerika Serikat)
Penemuan gen yang loncat di kromosom tanaman jagung.
1984
Cesar Milstein (Inggris-Argentina), Nils K. Jerne (Inggris-Danish), dan Georges J. F. Kohler (Jerman)
Meneliti tentang imunologi.
1985
Michael S. Brown dan Joseph L. Goldstein (Amerika Serikat)
Meyumbang pada pemahaman metabolisme kolestrol, pencegahan dan pengobatan aterosklerosis dan serangan pada hati.
1986
Rita Levi Motalcini (Amerika Serikat-Italia) dan Stanley Cohen (Amerika Serikat)
Menyumbang pemahaman tentang senyawaan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan sel.
1987
Susumu Tonegawa (Jepang)
Penemuan bagaimana tubuh dapat menyusun pertahanan imunologis terhdap jutaan zat dan sumber penyakit yang berbeda.
1988
George H. Hitchings, Gertude B. Elion (Amerika Serikat) dan Sir James W. Black (Inggris)
Bekerja yang mengarah pada pemakaian obat obatan yang luas digunakan untuk mengobati penyakit jantung, bisul dan leukimia.
1989
Michael Bishop dan Harold Varmus (Amerika Serikat)
Studi mengenai pemahaman bagaimana gen normal mengontrol pertumbuhan sel yang akan menyebabkan kanker.
1990
Joseph E. Murray dan E. Donall Thomas (Amerika Serikat)
Menemukan cara menangkal reaksi penolakan terhadap organ yang dicangkokkan.
1991
Erwin Neher (Amerika Serikat-Jerman) dan Bert Sakmann (Jerman)
Merancang alat pendeteksi adanya kanal ion pada membran sel.
1992
Edmon Fischer dan Edwin G. Krebs (Amerika Serikat)
Fosfolirase kinase, pengendali proses pemecahan glikogen.
1993
Richard J. Robert dan Philip Sharp (Amerika Serikat)
Membuktikan adanya “Splicing mRNA” (intron) pada tahun 1997.